Selasa, 25 September 2012

[SHORTSTORY] Stuck On You

          Matahari baru saja terbit. Gerbang sekolah baru dibuka. Mungkin murid lain pun baru saja membuka matanya. Berbeda dengannya, ia selalu bangun pagi dan menjadi siswa pertama yang datang ke sekolah. Yaaa dia adalah cowo kelas dua IPA I yang bernama Radi. Dia termasuk cowo terpandai dan terkeren di sekolah ini. Ia juga seorang kapten tim Basket. Cewe mana yang ga terpikat hatinya oleh cowo ini. Haha.
          Aku sendiri adalah anak kelas satu IPA II yang baru pindah ke sekolah ini. Aku termasuk anak yang tidak terlalu aktif di kegiatan sekolah, yaa bisa dibilang aku ini kutu buku. Aku memang sudah mengenal sekolah ini sebelumnya, siapa sih yang tidak tahu sekolah yang selalu mendapat juara 1 ditingkat Internasional ini.
          Aku memiliki teman sekaligus sahabat yang bisa dibilang sudah seperti keluargaku sendiri, ia adalah Lia. Temanku yang satu ini cerewetnya minta ampun, haha, eittss tapi dia pintar loh. Dia pernah mengikuti Olimpiade Sains, tapi cuman masuk ke Final aja, pantaslah saingannya saja dari berbagai sekolah di Kota ini.


     "Hey Astrid! Jangan ngelamun mulu, cepet keluarin PR kamu, aku mau liat nih, tadi malam 
      aku ketiduran jadi lupa deh hehe" 

          Teriakan Astrid begitu kencang, sampai-sampai membuat aku yang sedari tadi sedang memperhatikan kapten Basket yang sedang latihan.

     "Aduh Li, ga usah ngagetin gitu bisa kan ? ambil aja tuh PRnya didalem tas." jawabku dengan nada kesal
     "Ya makanya kalau pagi-pagi itu jangan ngeliatin cowo muluu, pake acara ngelamun 
      segala lagi"
     "Siapa yang ngelamunin cowo sih Li, sok tau kamuu."
     "Yeeey dikata aku gatau apa. Kamu kan suka sama ...."
     "Heh udah ga usah dilanjut lagi! Sana kerjain PR dulu!"
     "Hehehe Sorry Astriid, aku lupa, hahaha"

          Sebenernya apa yang dibilang Lia itu benar. Aku memang naksir sama kapten tim Basket sekolah ini sejak dia berbincang denganku sepulang dari rapat OSIS, tapi... yah as you know, he was very famous, he probably didn't like girls who are not famous like me. Lia pernah ngasih aku ide, yang menurut aku lumayan bagus, ide dia yaitu : ngasih KODE
          Mulai sekarang aku sudah memberanikan diri untuk ngasih beberapa kode ke dia. Banyak cara yang udah aku lakuin mulai dari ngirim surat 'Penggemar Rahasia', sampain ngirim cokelat. Aku mulai bingung. Tapi bener-bener ga ada responnya. Satu bulan sudah semenjak aku naksir sama dia. Dan semuanya sama, ga ada respon, ga ada kode balik, semuanya sia-sia.

     "Aku bodoh! Aku tolol! Dia itu terkenal dia adalah kapten, mana mungkin mau denganku ?!"
     "Sabarlah Trid, mungkin aja ko. Kamu harus optimis!"
     "Ngapain berharap yang ga pasti sih Li?"
     "Kalau kamu yakin, kamu pasti bisa dapetin dia ko"
     "Sampai kapan ? I stuck on him Li, i can't go anywhere"
     "Should i search another boy for you ? so you can move on ?"
     "Biarkan aku jalani ini semua Li, thanks for all"

          Hari demi hari sudah aku lewati, and i still try to move one from Radi, but i can't. Aku ga mau buat Lia kecewa, maka dari itu aku berusaha semampu aku buat ga bilang ke Lia bahwa aku belum move. 
          Hari ini, adalah hari Senin, saat jam istirahat pertama entah kenapa Rangga datang ke kelasku. Dia masuk sambil membawa setangkai bunga dan juga sebatang cokelat. 'Ada apa ini ?' tanya hati kecilku. Tiba-tiba saja Rangga bersujud di depan ku. 'Ya Tuhan!! Tidak pernah kusangka akan sejauh ini!' Teriak hatiku yang dari tadi berdegup tidak karuan. Dia sedang menyatakan cintanya! Aku bingung apa yang harus aku lakukan. 
     "TERIMA!!! TERIMA!!! TERIMA!!!" teriakan yang begitu banyak, membuatku semakin bingung... Akhirnya aku mengambil bunga dan coklat yang Rangga beri. Terdengar suara tepuk tangan yang sangat berisik ditelingaku.
          Rangga dia adalah kakak kelasku sekaligus sahabat dekat Radi. Aku memang dekat akhir-akhir ini, semua ini adalah rencana Lia, untuk mendekatkanku. Aku dekat dengan Rangga hanya agar aku dapat mengetahui informasi tentang Radi, tapi kini dia adalah pacarku, aku tidak bisa menanyakan banyak hal tentang Radi. Sebab Rangga selalu marah jika aku membicarakan Radi.
           Tidak terasa 5 bulan sudah aku jalani hubungan aku dengan Rangga. Yaa semakin aku bisa melupakan Radi, cinta pertamaku. Rangga selalu ada untukku, selalu bisa membuat aku tertawa. He is my moodbooster.
           Akhir-akhir ini aku sering masuk UKS jika sedang upacara ataupun sedang KBM. Badan ku lemas, pusing, perutku sakit. Ingin rasanya aku tidur untuk istirahat, tapi itu mustahil, banyak sekali pekerjaan yang harus aku lakukan.
          Minggu ini, Rangga akan mengantarkanku ke dokter untuk periksa kesehatan. Setelah diperiksa, dokter berbincang dengan Rangga. Aku ingin sekali mengetahuinya, tapi Rangga bilang padaku bahwa aku akan mengetahuinya sebentar lagi.
          Rangga sekarang melarang aku pulang kebih dari jam 5 sore, ia juga melarang aku ikut ekskul softball lagi. Aku semakin bingung apa yang terjadi sebenarnya?!
          Hari ini hari Rabu, ayah dan ibu mengajak Rangga untuk makan malam bersama. Makan malam kali ini canggung, sangat canggung, tidak ada bahan bicara. Tapi akhirnya ayah membuat suasana menjadi tidak terlalu tegang, ia mulai menanyakan hubunganku dengan Rangga, sekolahku dan banyak lagi. Disela ayah bertanya ibu selalu memberi kode mata, yang akupun tak tahu artinya. Akhirnya ayah dan ibu mulai berbicara tentang kesehatanku, jantungku berdegup kencang, kencang sekali. Disela ayah dan ibu bicara mereka meneteskan air mata, Ranggapun begitu, tetapi tidak denganku, air mataku beku, bukan cuman air mata, tapi seluruh tubuhku ikut membeku, tak bisa bergerak, dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah selesai bicara, aku hanya bisa diam termenung, dan perlahan meneteskan air mataku. Siapa orang yang ga speechless mendengar bahwa dia terkena penyakit KANKER OTAK! itu penyakitku, itu yang selama ini mereka pendam untuk tidak diberitahukan padaku.
          'Salah apa aku?! Selama ini aku selalu bahagia, aku selalu menurut pada orangtuaku! Apa ini balasanku?! Ya Tuhan.. Tolong mudahkan aku menjalankan ini semua. Sembuhkan aku' Kata-kata itu yang selalu aku ucapkan setelah Rabu malam kemarin.
          Aku jarang masuk sekolah, jarang menemui teman ku, walaupun itu Lia. Bahkan Rangga pun tidak aku perbolehkan untuk bertemu denganku. Aku bingung apa yang akan mereka katakan tentangku. Rambutku sudah mulai habis. Aku malu. Abstrak.
          Rangga mulai menjauhiku, akupun merasa aku sudah tidak ada rasa pada Rangga. Kemarin aku memutuskan untuk menyudahi hubungan aku. Karena kudengar ada rumor yang mengatakan kini Rangga sudah berpacaran dengan Lia. Aku tidak sakit hati, ataupun marah, karena yang aku fikirkan kini hanya penyakitku dan Radi. Aku bingung mengapa selalu Radi, padahal aku sudah berusaha untuk move, tapi hati ini ga bisa.
          Entah mengapa, akhir-akhir ini setiap hari Kamis, aku sering mendapat surat dari penggemar rahasia, dan kadang terdapat cokelt di surat itu. Siapa dia ? apa mungkin itu Lia yang ingin membujukku untuk bersekolah lagi ? atau itu hanya pekerjaan anak yang usil ?
          Yaa, akhirnya aku tahu siapa itu, diam-diam aku melihat keluar untuk mengetahui siapa yang mengirimkannya. Setelah melihat siapa yang mengirimnya aku hanya bisa melongo. Do you know who is that ? Dia adalah Radi!!! GA NYANGKA!
          Kini hanya Radi yang ada didekatku, menjadi moodboosterku. Dia adalah penggemar rahasiaku. Dia cowo yang aku idamkan! Radi. Radi. Radi. Thanks Radi!
          Semakin hari aku tidak kunjung membaik. Tapi Radi selalu ada untukku. Radi is my hero. Hari ini aku kembali masuk ke rumah sakit. Keadaanku memburuk. Radi tidak boleh terlalu dekat denganku lagi. Aku sendiri. Kesepian.
          Seminggu setelah aku masuk rumah sakit, Radi menyatakan cintanya padaku, awalnya aku menolak, aku tidak mau dia semakin terbebani, tetapi ia memaksaku. Akhirnya aku menerimanya. Tanggal 8-8-8 jam 8, statusku dan Radi menjadi 'in relationship' haha. Setelah aku menerimanya, Radi berkata 'Cinta kita kan abadi Strid', hal ini yang sudah kutunggu dari dulu. Aku sangat senang, sehingga aku tidak bisa mengontrol emosiku. Jantungku berdegup sangat kencang. Kini aku berada di ICU. Aku membaik sesaat, aku menyepatkan diri untuk membuat sesuatu untuk Radi nanti. Setelah itu Radi beserta keluargaku menjengukku, dan saat itu pula aku menghembuskan nafas terkahirku. 
          Tapi aku senang karena masalahku sudah selesai, Radi menjadi pacarku, Lia sudah berbaikan denganku. Akhir dari ceritaku ini memang indah.
          Setelah aku di kuburkan, ibu memberikan surat yang aku tulis untuk Radi, dan saat itu pula Radi membacanya. Surat itu berisi :

       Dear, Radi
Radiku sayang...
Terimakasih atas segalanya...
Terimakasih atas kesabaranmu, atas kesetiaanmu dalam mengahadapiku...
Terimakasih kau mau meluangkan waktumu untuk bersamaku...
Radi kau adalah cinta pertama dan terakhirku... Aku harap walau nanti aku tak lagi bersamamu, kau tetap akan bahagia..
Jangan lupakan aku Radi...
Ingatkan, dulu kamu pernah bilang ke aku ' Cinta kita kan Abadi Strid '
Kamu itu yang terindah Radi..
I will always love you.. I'm there for you Di..
Aku akan tenang disana, jika melihat kamu bahagia..
I LOVE YOU RADI

From, Astrid



1 komentar: