Jumat, 30 November 2012

[SHORTSTORY] Mengalah


Luh Putu Paramahittha Sari Suardika's POV

Aku dan Alvi telah menjalin hubungan selama 1 tahun lebih, hubungan kami biasa saja. Sampai suatu ketika Rere datang di hubungan kami. Sarah adalah mantan pacar Alvi, mereka putus karena Rere sudah tidak kuat lagi dengan sikap Alvi yang egois. Rere memang selalu bilang bahwa ia tidak suka dengan Alvi, tapi itu tidak benar, aku bisa melhat dari tatapan Rere, ia masih sangat sayang, mungkin Rere menyesal dengan itu. Rere, ia selalu datang disaat aku sedang dengan Alvi. Mungkin tidak disengaja, tapi tatapan Rere pada Alvi setiap kali bertemulah yang membuatku ingin teriak pada saat itu juga. Rere. Rere. Kadang jika aku sedang ngobrol dengan Alvi pun, topik yang dibahas yaitu Rere. Betapa muaknya!

Entahlah, tapi aku merasa mereka berdua masih saling sayang. Kadang aku berfikir, pantas kah aku tuk berada disamping Alvi? Aku itu hanya pelarian Alvi dari sarah ? jujur aku masih belum bisa menemukan jawaban yang pasti, aku selalu ingin membicarakan hal ini dengan serius bersama Alvi, tapi ada saja hal yang membuatku harus menahan rasa penasaranku ini.

Kini Rere sudah memiliki pasangan yaitu Afif. Ketika tau kabar itu entah kenapa hatiku menjadi lega. Berbeda dengan Alvi, ketika dia tau kalau Rere sudah memiliki pasangan, terlihat mimik sedih di wajahnya. Semakin banyak pertanyaan yang melintas di fikiranku. Apakah iya Alvi masih sayang sama Rere? Apa benar aku hanya pelampiasannya? Apa benar mereka masih ada kontak selama ini ?. Betapa bodohnya aku ini! Tak pernah terfikir olehku selama ini. Mengapa aku baru menyadari semuanya? Mengapa harus selama ini aku baru sadar? Dan lagi mengapa aku baru sadar ketika aku benar-benar sayang pada Alvi?!

Rasa penasaran ini semakin hari semakin membuatku pusing. Aku sudah terlanjur sangat sayang pada Alvi. Aku tidak bisa melepaskan semuanya begini saja. Aku masih harus tau semuanya.

Kini Alvi berubah. Ia tidak lagi peduli padaku, ia selalu menghilang disaat aku benar-benar membutuhkannya, ia langsung pulang ketika bel berbunyi, ia tidak pernah pulang sore untuk main bola, ataupun ngobrol denganku. Alvi menjadi sosok yang misterius. Menjadi Alvi yang angkuh, yang sensi, yang tidak lagi pedulikan aku. Apa ini semua karena Rere?

Dulu Alvi pernah marah besar kepadaku, karena banyak isu yang bilang kalau aku dan Ozy masih memiliki rasa, tapi semua itu bohong. Aku sudah benar-benar move dari Ozy. Setelah meyakinkan Alvi, dia percaya. Itu adalah pertama kalinya Alvi marah padaku, aku takut aku tak akan melakukan hal yang bisa memancing amarah Alvi lagi. Aku dan Ozy memang tidak saling menjauh karena Ozy hanya sebatas teman, dan aku percaya bahwa Alvi juga percaya padaku. Ingin pula aku marah pada Alvi mengapa ia dekat sekali dengan Rere, tapi aku menahannya, aku selalu berusaha untuk positive thinking aku percaya Alvi, karena aku sayang Alvi.
Alvi memainkan gitarnya di depan kelasku, siang itu anak-anak sudah pulang semua. Aku berdiri dibalik jendela tepat dimana Alvi sedang duduk. Kudengar ia menyanyikan lagu ‘The Man Who Can’t Moved’, apa itu buat Rere ? apa iya dia belum move ? lagi-lagi, berjuta pertanyaan melintas difikiranku.
Kali ini aku memberanikan diri untuk bertanya, kusampiri Alvi. Ia melihatku, tapi langsung memalingkan wajahnya. Dadaku menjadi sesak seketika. Aku duduk disamping.

“Alvi, belum pulang ?”
“Belum”
“Vi..”
“Apa ?”
“Alvi kenapa ko jadi jutek gini ?”
“Biasa aja”
“Hmm. Vi, Titha mau nanya, hmm, Kita udah setaun pacaran, kita juga saling deket kan, kita...”
“Langsung ke inti aja, ga ada waktu” potong Alvi. jantungku berdegup kencang.
“Hm, oke. Lagu tadi buat Rere Vi?”
“Bukan”
“Kamu masih belum move dari Rere?”
“Udah jam 4, aku pulang duluan ya. Bye!”

Alvi tidak menjawab. Ia meninggalkanku sendiri. Apa benar ia masih belum move ? apa benar ia masih setengah hati ? Alviii! Aku sudah mendapat bukti dari Alvi.
***

“Hai Re!”
“Hai Ti”
“Re, gue mau nanya”
“nanya apaan Ti? “
“Hm, sebelumnya sorry nih yaa terlalu to the point, gue ga ada waktu soalnya”
“Iya Ti”
“Lo.. hm, masih sayang sama Alvi ?”
Muka Rere mendadak berubah, dari yang tadinya senang, menjadi takut.
“Hah? Hm, ngga ko Ti, lo ko nanya gitu? “
“gapapa Re, masih suka yaa ? jujur aja gapapa”
“Ga ko Ti, beneran..” Rere menjadi sedikit gagap.
“Hm, yaudah makasih yaa Re atas waktunya. Hm satu lagi, lo udah ga sama Afif kan ?”
“Iya Ti, kenapa ?”
“Gapapa ko! Thanks yaa, atas waktu lo”
“Iya Ti”  muka Rere masih terlihat bingung, shock, sekaligus lega.

Yap! Aku tau semuanya, Alvi jelas-jelas masih sayang dengan Rere, dan begitu pula Rere. Ada satu hal yang masih membuat aku bingung, sudah satu tahun aku berpacaran dengan Alvi, tapi mengapa baru sekarang aku tau kalau dia blm move. Mungkin karena aku ga peka, atau karena aku ga peduli, atau jangan-jangan mereka backstreet. Hmm, keep calm Titha, jangan nethink gitu. Oke sekarang aku harus berindak.
Siang ini aku, Rere, dan Alvi, janjian buat ketemu di taman belakang sekolah. Rere dan Alvi sudah terlihat di belakang, muka keduanya terlihat bingung. Aku segera menghampirinya.

“Hei. Udah lama nunggu ya ? sorry yaa, hehehe”

“Gapapa ko Ti” jawab Rere.

“Langsung intinya yaa, hmmm aku tau ko.. kalian masih sama-sama suka. Tapi kalian sembunyiin semua. Aku tau kalian tuh masih sayang satu sama lain. Emang berat ngomong kaya gini, kalau kalian mau mengelak juga percuma, aku punya bukti, hm ga usah aku kasih tau buktinya yaa.. oiya selain mau ngasih tau tadi, aku juga mau bilang ke Alvi, hmm.. Vi aku mundur, aku ga bisa ngelanjutin hubungan kita, aku ga mau kita jalanin semua lebih lanjut tapi ga dengan sepenuh hati, aku sayang kamu, dan aku yakin kamu tau itu, tapi rasa sayang kamu ke Rere lebih besar.. dan”

“Kamu ngomong apaan si Titha??” Potong Alvi.

“Udah Vi, aku rela, aku seneng kalian seneng. Lagian aku juga gapapa ko, aku bakalan lebih seneng lagi kalau kalian berdua bisa bersama seperti dulu.” Aku menarik tangan Alvi dan Rere, lalu menyatukannya “kalian itu cocok kalau bersama. Seneng deh liat kalian bahagia” Alvi menepis tangannya. “Ga lucu Ti! Rere masih punya Afif, dan gue masih belum ngizinin lo buat niggalin gue!” nada Alvi semakin tinggi. “Alviano Aditya.. Rere udah lama putus.. Rere ngarepin kamu, dan kamu pun begitu kan ? udah jangan fikirin aku Vi.. intinya sekarang kalian berdua jadian! Gue ga mau tau! Hehe, gue caw dulu yaa.. mau ada les. Bye pasangan baru..... muah muah!”
Memang berat untuk melepaskan semua, tapi jujur aku senang dan lega melihat mereka berdua sekarang ini. Memang benar merelakan orang yang kalian sayang, bahagia dengan orang yang dia sayang itu memang melegakan. Alvi dan Rere, aku harap kalian bahagia bersama.. :---)

Kamis, 29 November 2012

December..

Hai semuaaa......!!!!!!!
ga kerasa yaa udah mau masuk bulan Desember, it mean...... kita udah harus siap-siap buat ujian direktorat dan juga UAS, udah mau lima bulanan #eh. hehehe. Ga kerasa yaa bentar lagi udah mau taun baru aja, abis itu spectrum, terus ujian lagi, terus lengser osis abis itu kelas 9, oalaaaaaah... kalau dijabarin kaya gitu bener-bener ga kerasa yaaa.... semoga bulan ini menjadi bulan keberuntungan yawww huehehe:}

My December Wish are :

  • ujian luluss..
  • direktorat bagus
  • langgeng
  • pokoknya better than before lah~~~~~
post nya segini dlu aja deeh~ bye!

Rabu, 21 November 2012

[SHORT STORY] Just The Way You Are


Tio meninggalkanku sendiri dikelas dengan setumpuk tugas fisika. Entah kenapa tiba-tiba dia bersikap sedingin ini, yang aku tahu dia mulai bersikap seperti ini sejak istirahat pertama, saat aku dan Adam pergi ke kantin bersama.

Akhir-akhir ini Tio berubah total. Ia tidak pernah mengajakku ngobrol, atau bahkan hanya untuk bertatap muka denganku pun tidak. Sejujurnya aku memang memendam rasa kepada Tio, tapi aku yakin dia tidak memiliki rasa sedikitpun kepadaku, dulu Adam pernah bilang kepadaku kalau Tio sedang naksir sama salah satu anak dikelasku. Hmm, aku rasa cewek yang dimaksud itu adalah Sarah, mereka berdua sering ke Cozy café. Tio memang bukanlah seorang pria yang sempurna, yang eksis, Tio juga bukan anak yang tergolong kaya, berbeda dengan Adam yang serba berkecukupan. Tapi, aku suka Tio, suka karna apa adanya, bukan karena ada apanya.

***

Hari ini adalah puncaknya, hari ini Tiotidak lagi bersikap dingin, hari ini ia menjadi orang yang sangat pemarah.

“Nis, bisa ga sih kamu ga usah deketin Adam gitu ?!”
“Deketin gimana sih Ti?”
“Kemarin, kamu ke kantin bareng dia, pulang bareng dia. Masih ada Sarah kan ? kenapa harus Adam?”
“Emang kenapa sih? Dia sahabat aku, lagian hak aku dong mau ke kantin bareng siapa! Apa hak kamu ngelarang aku! Kalo kamu ga suka sorry!” Aku pun berlari pergi meninggalkan Tio. Semua anak yang ada di kantin melihat kearah kami. Tio hanya bisa terdiam, dan kembali ke kelasnya yang kebetulan dekat dengan kantin. Bodohnya aku untuk apa aku minta maaf itu kan buka salahku!

***

Sesampainya dikelas, aku hanya bisa menangis di pundak Sarah, aku terus menangis, semua anak menanyakan pada Sarah apa yang terjadi kepadaku, tetapi Sarah hanya menjawab dengan senyuman, Sarah memang selalu mengerti perasaanku. Untungnya hari ini semua guru sedang rapat, jadi aku tidak perlu menahan tangisku sampai pulang sekolah.

Sejujurnya aku tidak ingin membentak Tio di kantin tadi, sungguh sungguh tidak mau, tapi batas kesabaranku sudah habis, aku juga tidak ingin meninggalkan Tio, tapi aku sudah hampir menangis, dan aku tidak mau menangis di kantin, terutama di depan Tio-ku. Aku yakin sekarang Tio pasti tidak ingin bertemu denganku. Tio kenapa kamu harus sesensi ini ?
***

Hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku sudah mengundang seluruh anak SMA Manquer untuk datang kepesta ulang tahun ku. Rencananya aku akan menyanyikan lagu ‘Just The Way You Are’ untuk Tio. Tapi rencana itu gagal, ketika aku berada didepan pintu masuk untuk menyambut tamuku, aku melihat Tio datang bersama Sarah, tentu saja aku speechless, ketika melihatnya aku langsung pergi ke halaman belakang, Sarah ingin mengejar tetapi ia ditahan oleh Tio. Adam yang tidak sengaja melihat kejadian tadi langsung berlari mengejarku.

Aku terus berlari, sampai-sampai hak sepatuku patah, akupun terjatuh, tapi aku tidak peduli, aku duduk tepat disebelah air mancur, aku terus menangis. Tiba-tiba terdengar suara yang kukenal, suara yang lembut, suara itu milik Adam. Adam lalu menenangkanku, ia memakaikan jas-nya kepadaku.

“Udahlah Nis, lo ga usah nangis gini, masih banyak cowo lain Niss”
“Ngga Dam. Ga ada yang bisa gantiin Tio. Lo ga ngerti!”
“Gue ngerti Nis, gue ngerti. Lo terlalu berharap ke Tio, ujung-ujungnya jatuh kan ?”
“Gue ga jatuh Dam, dia bukan cowo PHP ko!”
“Terus lo terima gitu dihari ulang tahun lo, lo malah kaya gini”
“Dia seneng Dam.. Gue.. ikut seneng ko” akupun tersenyum.
“Ga gini Nis. Ga usah sakitin diri kamu sendiri! Gue ga suka lo gini!”
“hmm, gue bodoh ya Dam!”
“No you’re not!”
“Dam.. napa sih lo mau nemenin gue disini?”
“hmm, Annisa Novalia Bening.. asal lo tau, gue.. hmm gue suka sama lo!”
“Ih Adam! Ga usah bercanda laah, lagi ga mood!”
“Gue serius Nisaa!”
“Hah ? hm.. Dam, lo tau kan gue suka sama siapa? Sorry Dam, but i can’t”
“It’s oke. Yang penting gue udah lega, Nis”
“Hmm, masuk yuk! Potong kuee, hehe” aku mengalihkan pembicaraan ini.
“hapus dulu tuh air mata ntar jelek loh hehe”
“oiya, kayanya gue bakal tetep nyanyi deh hehe”
“nah gitu dong! Itu baru Nisa yang gue kenal!”
“hehehe”
***

Aku naik ke panggung dengan gitar klasikku. Aku duduk, lalu menatap Tio dalam-dalam, dengan tatapan mautku.. Tio, harapan yang kau beri mungkin palsu, tapi tidak denganku.

“Hai semua, makasih sudah datang ke pestaku.. Malam ini aku akan menyanyikan satu buah lagu.. semoga kalian menyukainya”

Oh his eyes, his eyes
Make the stars look like they're not shining
His hair, his hair
Falls perfectly without him trying

He's so wonderful
And I tell him everyday

Yeah I know, I know
When I compliment him
He wont believe me
And its so, its so
Sad to think he don't see what I see

But every time I ask him do I look okay
I say

When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause boy you're amazing
Just the way you are

Semua melihat kearahku. Aku berdiri, semua orang bertepuk tangan kecuali Tio, aku hanya tersenyum melihat itu.

***

Seminggu sudah setelah hari ulang tahunku itu, aku dan Sarah menjadi agak jauh, entah apakah itu aku atau Sarah yang menjauh. Ingin sekali aku meminta maaf.
“Hmm. Sar ?”
“Iya Nis?”
“Gue.. Gue minta maaf yaa.. ga seharusnya gue langsung nangis ga jelas kaya kemarin gitu”
“Gue yang harusnya minta maaf Nis, ga seharusnya juga gue pergi sama Tio..”
“Gapapa ko Sar, kalian kelihatan cocok..”
“Ga Nis, dia itu cuman suka sama kamu, lagian aku juga ga suka sama dia”
“Suka sama aku kamu bilang ? No way Sar.. No”
“Serius Nis.. dia cuman mau bikin kamu cemburu aja”
“Di hari ulang tahunku ? oh god! Yang benar saja”
“Dia ga suka kamu dekat sama Adam, karena dia tahu Adam suka sama lo, dia gamau lo suka sama Adam”
“Kenapa ga mau bertindak ? oh Tio.. gue juga suka sama lo koo”
“Hmm gatau deh Nis, tanya aja deh Nis, dari pada mati penasaran lo, haha”
“Entah lah.. gue pikir-pikir dulu aja deh Sar. Oiya pulang ke caf
é biasa yuk!”
“oke, nanti lo ke perpus aja yaa.. gue ada disana ko”
“sipoo!!”

***

Bel sekolah berbunyi tanda waktu pulang, aku lalu bergegas ke perpustakaan untuk menemui Sarah. Di koridor kelas 7 aku melihat Tio sedang asyik ngobrol dengan Sarah. Aku lalu menghampirinya “Tega kamu Sar, udahlah ga usah banyak alesan lagi, aku ga butuh omong kosong kamu! Ga usah deketin gue lagi deh!” aku pergi, untuk yang kedua kalinya aku menangis karna hal yang sama, Tio-Sarah. Gue pikir Sarah teman yang baik, tapi.. NO! emang bangke semua yaa, ga ada yang ngertiin gue.

***

Aku duduk di depan kantin kejujuran sekolahku, terdengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin dekat dan keras. “Nis!” aku mengenali suara itu.. tunggu suara itu.. Tio!

“Ngapain nyamperin ? Sarah kasian tuh ditinggal sendiri kan?” aku kemudian berdiri, tapi Tio memegang tanganku, seketika itu tanganku menjadi dingin, aku langsung terdiam, layaknya patung.
“Nis, dengerin dulu.. Maaf aku ngediemin kamu, maaf aku jadi dingin, maaf Nis maaf..”
“iya Ti, tapi sorry, aku ga butuh permintaan maaf kamu, kamu ga salah, itu hak kamu kok”
“Ngga Nis, aku salah, maaf. Aku.. aku cuman ga suka kamu sama Adam”
“tapi kenapa ? dia itu sahabat aku, dia juga sahabat kamu kan ?”
“iya aku tau, tapi dia itu suka sama kamu!”
“iya aku udah tau, lantas ?”
“Iya aku ga suka pokoknya !”
“Ya kenapa ? pasti ada alasan yang jelas bukan ?”
“Aku.. aku suka sama kamu Nis! Aku ga mau kamu sama Adam, aku cemburu, tadi itu diatas aku cuman lagi nanya ke Sarah tentang perasaan kamu Nis, maaf aku ga ngasih tau sebelumnya ke kamu, aku emang pengecut, ga punya keberanian buat mengungkapkan ini semua Nis, maaf”
“ga usah minta maaf terus Ti, gapapa ko” Aku pun tersenyum.
“Aku emang ga setajir Adam, ga setinggi Adam, ga sekece Adam,, tapi, will you be mine ?”
“Oh Tioo, be your self! Just the way you are! Yess of course, i’m yours!” Tio lalu memelukku, dari belakang kulihat Sarah tersenyum kearah kami.
maaf karena telah berburuk sangka Sar ...

Rabu, 14 November 2012

You Belong With Me #chapter4

hehehe sorry yaa baru ngepost yang chapter4 hehe, maklum orang sibukk haha
soalnya baru ada ide sih hehe..
check it out!



Kugy’s POV



            Yaa, setelah status aku dan Rama menjadi ‘berpacaran’ kita berdua malah jadi semakin menjauh, entah kenapa dia menjadi sibuk dengan pramuka nya, dan aku pun sibuk dengan kegiatan OSIS. Selama berpacaran memang kita ga punya masalah, justru selama pacaran kita malah lost contact aku fikir sih itu lucu bagi sepasang kekasih, helloo... kita berpacaran tapi malah ga ada kontak. Aku berusaha buat bilang ke dia, tapi aku ga mampu buat ngasih tau, soalnya dia adalah pacar pertama ku sejak masuk ke SMA.

            Hari ini OSIS mengadakan sebuah acara dimana acara ini adalah tolak ukur keberhasilan OSIS. Event ini akan diadakan selama 3 hari, hari pertama berjalan mulus. Di hari kedua kita mulai dapat masalah, yaa lebih tepatnya aku yang ada masalah. Malamnya aku pergi dengan keluarga, aku sangat antusias menyambut hari esok untuk dapat bertemu dengan Rama dan bertemu dengan pensi, tapi ketika di perjalanan pulang, aku mendapat sms dari seorang lelaki, sms itu membuat mood ku menjadi down seketika, membuat sesak nafasku, ingin sekali aku berteriak sekeras-kerasnya, ingin rasanya aku tidak masuk sekolah besok, andai saja tidak ada acara penting mungkin aku sudah meliburkan diri. Kalian tau sms yang dia berikan ?

“Sayy, maaf yaa.. aku ga bisa jadi yang sempurna buat kamu..
kayanya kita jadi temen aja deh..”

            itu! Sms itu yang membuat mood ku hancur! Entah mengapa, aku yang sedari tadi terdiam hanya bisa melihat sms itu, aku bingung menjawab apa, bingung sekali, yang ada diotak ku hanyalah dia, aku bingung bagaimana jika besok kita bertemu, saling berpapasan, daaan laginya besok itu ada bazaar, pastinya aku sama dia bakal bekerja sama di bazaar itu...

            “pagi cantiiik!!! Senyum dong, masa pagi-pagi udah cembeyuut!” pagi ini aku sudah mendapat sapaan dari Remi yang jail itu, aku udah berusaha biar ga keliatan badmood didepan Remi dan anak OSIS lainnya, tapi tetap aja ga bisa. Hari ini aku memang sudah izin ke ketua OSIS untuk tidak terlalu campur tangan ke pensi, karena aku ingin fokus ke bazaar kelasku.

            Diakhir pensi, sahabatku Rahma menyanyikan lagu ‘Someone Like You’. Lagu yang pas dengan suasana hatiku.

“Hey Gy, lo kenapa ? jangan nangiss” ucap Luhdeh dengan nada yang halus,

“Eh, hm gapapa ko hehe suaranya bagus yaa, nyentuh banget”

“duhh iya gue tau, jangan ngalihin pembicaraan gini deh. Lo putus ?”

“Hah hmm, nggaa.... tau hehe” jawabku sambil menahan tangis.

“jangan boong, klo iya ga putus masa kalian diem-diem gini ?”

“Kudu banget romantis tah emangnya ? haha”

“ini bukan moment tepat untuk ketawa Gy.. putus kan ? biasanya pagi-pagi kalian udah teriak-teriak ga jelas gitu.”

“hehe iya iyaa, kita emang udah putus...”

“Ahh tuhkan bener.. pake acara boong segala lo. Udah-udah jangan nangis, masih banyak cowo yang better ko..”

“masalahnya tuh, kita lost contact 2 minggu, sekalinya ada malah putus.. lucu!”

“Lucu ? emang gue ketawa ? hehe.. sabar lah kalian itu kurang kenal satu sama lain, gue mau bilang ke loe, buat jangan jadian dulu, tapi gue liat lo bener-bener sayang, jadi ya gue diemin. Udahlah jangan nangis!”

“Hmmm, thanks Luhdeh my cimit-cimittt..”

“Ah lo tuh yaa.. udah dari pada disini nangis gitu, mending lo urus OSIS aja tuh”
“hehe okee deeh... byeee!”

***

            Yaap, sebulan sudah aku putus sama Rama, aku sudah cerita semuanya sama Remi. Sekarang aku tinggal memfokuskan diri sama OSIS dan sekolah. And you know ? seminggu lagi aku ulang tahuuun yeeeeee!

            Lagi-lagi aku mendapat kabar yang buat aku speechless. Rama mau pindah ke Singapore tepat di hari ulang tahun ku. What the... aaah! Pleasee!! Kenapa harus jadi moodbreaker siih?! Kenapa gue sesedih ini? Kita baru putus,  susah kan ngelupain orang yang udah terlanjur disayang, dan sekarang mau ditinggal ke Singapore? HUFFT!  Salto yuk salto!!

            Antara seneng dan ngga, seneng karena mau ulang tahun, tapi sedih karena Rama mau pergi. Aku ga nyalahin Rama pergi, dia juga terpaksa karena ayahnya dipindah tugas. Tapi.. ga sejauh itu juga perginyaa... mana sini bos ayahnya, tar aku bilagin ayah Rama jangan dipindah tugas *kaya berani*

            Hmm... aku sama Rama udah mulai deket kaya dulu lagi, udah mulai chat lagii.. temen-temen dia banyak yang nyuruh balikan, tapii aku gamau hubungan yang sudah membaik ini menjadi kacau lagi nanti, dan keliatannya Rama juga sudah menemukan perempuan lain.

            Hari ini, Rama akan pergi. Dia akan pergi. Ke Singapore. Jauh. Disana. Jauh. Dari aku. Jauh. Jauh. Jauh. Dia janji ga akan lost contact yaa aku cuman bisa megang janjinya dia itu, aku tau kok, dia ga bisa melaksanakan janjinya itu, tapi yaa, mari kita lihat saja...

            Benar saja, baru seminggu sejak kepergian Rama, kita sudah tidak ada contact, dia sudah sibuk disana, jarang memberi kabar. Aku sudah tau, makanya aku tidak terlalu memikirkan janjinya itu.

***

“Hey Rem..” sapaku kepada Remi.

“Haii Gyy... udah ga galau kan ? hahaha lol”

“Ihh apaan sih lo Rem”

“Oiya Rem nyadar ga sih...”

“Nyadar apaan Gy????”

“Duh sabarr gue belum selesai ngomong, main potong ajaa!”

“Hehehe sorry sorry, yo mari lanjut”

“Nih, kepergian Rama ituu berbarengan dengan kedatangan Keenan..?”

“hmm, iya juga yaa, ko gue baru peka yaa..”

“Nah kan”

“wah Gy, berarti mati 1 tumbuh 100 Gy. Hahaha”

“Hahaha, meureun haha...”

To Be Continued...

Senin, 05 November 2012

[SHORTSTORY] Keenan & Hujan

Haloo... Hmm, kai ini Ditra mau ngepost tentang naskah drama yang Ditra buat, sebenernya ini itu tugas dari ibu Ken, tapi dikarenakan naskahnya terlalu bagus, jadi ga ada salahnya dong Ditra share di blog hehe, oh iya insyaallah nanti Ditra ngepost 'Keenan & Hujan' juga tapi yang versi cerpen- nya. so check it now, hope you all like this!


Kamis, 01 November 2012

CINTA = KENTUT...?

Hahaha, kenapa judul postingan kali ini 'CINTA=KENTUT...?'
Jadi ceritanya, hari ini aku sama Sarah itu lagi ngegalau ga jelas gitu di depan 8D pas jam pelajaran ke 5 dan 6. Awalnya sh ngegalau biasa, tapi lama kelamaan kita malah jadi ngomongin cinta itu kaya kentut. Loh ko cinta bisa kaya kentut ya ? Want to know it ? Chech it now =))