Luh Putu Paramahittha Sari Suardika's POV
Aku dan Alvi
telah menjalin hubungan selama 1 tahun lebih, hubungan kami biasa saja. Sampai
suatu ketika Rere datang di hubungan kami. Sarah adalah mantan pacar Alvi,
mereka putus karena Rere sudah tidak kuat lagi dengan sikap Alvi yang egois. Rere
memang selalu bilang bahwa ia tidak suka dengan Alvi, tapi itu tidak benar, aku
bisa melhat dari tatapan Rere, ia masih sangat sayang, mungkin Rere menyesal
dengan itu. Rere, ia selalu datang disaat aku sedang dengan Alvi. Mungkin tidak
disengaja, tapi tatapan Rere pada Alvi setiap kali bertemulah yang membuatku
ingin teriak pada saat itu juga. Rere. Rere. Kadang jika aku sedang ngobrol
dengan Alvi pun, topik yang dibahas yaitu Rere. Betapa muaknya!
Entahlah,
tapi aku merasa mereka berdua masih saling sayang. Kadang aku berfikir, pantas
kah aku tuk berada disamping Alvi? Aku itu hanya pelarian Alvi dari sarah ?
jujur aku masih belum bisa menemukan jawaban yang pasti, aku selalu ingin
membicarakan hal ini dengan serius bersama Alvi, tapi ada saja hal yang
membuatku harus menahan rasa penasaranku ini.
Kini Rere
sudah memiliki pasangan yaitu Afif. Ketika tau kabar itu entah kenapa hatiku
menjadi lega. Berbeda dengan Alvi, ketika dia tau kalau Rere sudah memiliki
pasangan, terlihat mimik sedih di wajahnya. Semakin banyak pertanyaan yang
melintas di fikiranku. Apakah iya Alvi masih sayang sama Rere? Apa benar aku
hanya pelampiasannya? Apa benar mereka masih ada kontak selama ini ?. Betapa
bodohnya aku ini! Tak pernah terfikir olehku selama ini. Mengapa aku baru
menyadari semuanya? Mengapa harus selama ini aku baru sadar? Dan lagi mengapa
aku baru sadar ketika aku benar-benar sayang pada Alvi?!
Rasa
penasaran ini semakin hari semakin membuatku pusing. Aku sudah terlanjur sangat
sayang pada Alvi. Aku tidak bisa melepaskan semuanya begini saja. Aku masih
harus tau semuanya.
Kini Alvi
berubah. Ia tidak lagi peduli padaku, ia selalu menghilang disaat aku
benar-benar membutuhkannya, ia langsung pulang ketika bel berbunyi, ia tidak
pernah pulang sore untuk main bola, ataupun ngobrol denganku. Alvi menjadi
sosok yang misterius. Menjadi Alvi yang angkuh, yang sensi, yang tidak lagi
pedulikan aku. Apa ini semua karena Rere?
Dulu Alvi
pernah marah besar kepadaku, karena banyak isu yang bilang kalau aku dan Ozy
masih memiliki rasa, tapi semua itu bohong. Aku sudah benar-benar move dari Ozy. Setelah meyakinkan Alvi,
dia percaya. Itu adalah pertama kalinya Alvi marah padaku, aku takut aku tak
akan melakukan hal yang bisa memancing amarah Alvi lagi. Aku dan Ozy memang
tidak saling menjauh karena Ozy hanya sebatas teman, dan aku percaya bahwa Alvi
juga percaya padaku. Ingin pula aku marah pada Alvi mengapa ia dekat sekali
dengan Rere, tapi aku menahannya, aku selalu berusaha untuk positive thinking aku percaya Alvi,
karena aku sayang Alvi.
Alvi
memainkan gitarnya di depan kelasku, siang itu anak-anak sudah pulang semua. Aku
berdiri dibalik jendela tepat dimana Alvi sedang duduk. Kudengar ia menyanyikan
lagu ‘The Man Who Can’t Moved’, apa
itu buat Rere ? apa iya dia belum move ?
lagi-lagi, berjuta pertanyaan melintas difikiranku.
Kali ini aku
memberanikan diri untuk bertanya, kusampiri Alvi. Ia melihatku, tapi langsung
memalingkan wajahnya. Dadaku menjadi sesak seketika. Aku duduk disamping.
“Alvi, belum
pulang ?”
“Belum”
“Vi..”
“Apa ?”
“Alvi kenapa ko jadi jutek gini ?”
“Biasa aja”
“Hmm. Vi, Titha mau nanya, hmm, Kita udah setaun pacaran, kita juga saling deket kan, kita...”
“Langsung ke inti aja, ga ada waktu” potong Alvi. jantungku berdegup kencang.
“Hm, oke. Lagu tadi buat Rere Vi?”
“Bukan”
“Kamu masih belum move dari Rere?”
“Udah jam 4, aku pulang duluan ya. Bye!”
Alvi tidak
menjawab. Ia meninggalkanku sendiri. Apa benar ia masih belum move ? apa benar
ia masih setengah hati ? Alviii! Aku sudah mendapat bukti dari Alvi.
“Belum”
“Vi..”
“Apa ?”
“Alvi kenapa ko jadi jutek gini ?”
“Biasa aja”
“Hmm. Vi, Titha mau nanya, hmm, Kita udah setaun pacaran, kita juga saling deket kan, kita...”
“Langsung ke inti aja, ga ada waktu” potong Alvi. jantungku berdegup kencang.
“Hm, oke. Lagu tadi buat Rere Vi?”
“Bukan”
“Kamu masih belum move dari Rere?”
“Udah jam 4, aku pulang duluan ya. Bye!”
***
“Hai Re!”
“Hai Ti”
“Re, gue mau nanya”
“nanya apaan Ti? “
“Hm, sebelumnya sorry nih yaa terlalu to the point, gue ga ada waktu soalnya”
“Iya Ti”
“Lo.. hm, masih sayang sama Alvi ?”
Muka Rere mendadak berubah, dari yang tadinya senang, menjadi takut.
“Hah? Hm, ngga ko Ti, lo ko nanya gitu? “
“gapapa Re, masih suka yaa ? jujur aja gapapa”
“Ga ko Ti, beneran..” Rere menjadi sedikit gagap.
“Hm, yaudah makasih yaa Re atas waktunya. Hm satu lagi, lo udah ga sama Afif kan ?”
“Iya Ti, kenapa ?”
“Gapapa ko! Thanks yaa, atas waktu lo”
“Iya Ti” muka Rere masih terlihat bingung, shock, sekaligus lega.
“Hai Ti”
“Re, gue mau nanya”
“nanya apaan Ti? “
“Hm, sebelumnya sorry nih yaa terlalu to the point, gue ga ada waktu soalnya”
“Iya Ti”
“Lo.. hm, masih sayang sama Alvi ?”
Muka Rere mendadak berubah, dari yang tadinya senang, menjadi takut.
“Hah? Hm, ngga ko Ti, lo ko nanya gitu? “
“gapapa Re, masih suka yaa ? jujur aja gapapa”
“Ga ko Ti, beneran..” Rere menjadi sedikit gagap.
“Hm, yaudah makasih yaa Re atas waktunya. Hm satu lagi, lo udah ga sama Afif kan ?”
“Iya Ti, kenapa ?”
“Gapapa ko! Thanks yaa, atas waktu lo”
“Iya Ti” muka Rere masih terlihat bingung, shock, sekaligus lega.
Yap! Aku tau
semuanya, Alvi jelas-jelas masih sayang dengan Rere, dan begitu pula Rere. Ada satu
hal yang masih membuat aku bingung, sudah satu tahun aku berpacaran dengan
Alvi, tapi mengapa baru sekarang aku tau kalau dia blm move. Mungkin karena aku
ga peka, atau karena aku ga peduli, atau jangan-jangan mereka backstreet. Hmm, keep calm Titha, jangan
nethink gitu. Oke sekarang aku harus
berindak.
Siang ini
aku, Rere, dan Alvi, janjian buat ketemu di taman belakang sekolah. Rere dan
Alvi sudah terlihat di belakang, muka keduanya terlihat bingung. Aku segera
menghampirinya.
“Hei. Udah lama nunggu ya ? sorry yaa, hehehe”
“Gapapa ko Ti” jawab Rere.
“Langsung intinya yaa, hmmm aku tau ko.. kalian masih sama-sama suka. Tapi kalian sembunyiin semua. Aku tau kalian tuh masih sayang satu sama lain. Emang berat ngomong kaya gini, kalau kalian mau mengelak juga percuma, aku punya bukti, hm ga usah aku kasih tau buktinya yaa.. oiya selain mau ngasih tau tadi, aku juga mau bilang ke Alvi, hmm.. Vi aku mundur, aku ga bisa ngelanjutin hubungan kita, aku ga mau kita jalanin semua lebih lanjut tapi ga dengan sepenuh hati, aku sayang kamu, dan aku yakin kamu tau itu, tapi rasa sayang kamu ke Rere lebih besar.. dan”
“Kamu ngomong apaan si Titha??” Potong Alvi.
“Udah Vi, aku rela, aku seneng kalian seneng. Lagian aku juga gapapa ko, aku bakalan lebih seneng lagi kalau kalian berdua bisa bersama seperti dulu.” Aku menarik tangan Alvi dan Rere, lalu menyatukannya “kalian itu cocok kalau bersama. Seneng deh liat kalian bahagia” Alvi menepis tangannya. “Ga lucu Ti! Rere masih punya Afif, dan gue masih belum ngizinin lo buat niggalin gue!” nada Alvi semakin tinggi. “Alviano Aditya.. Rere udah lama putus.. Rere ngarepin kamu, dan kamu pun begitu kan ? udah jangan fikirin aku Vi.. intinya sekarang kalian berdua jadian! Gue ga mau tau! Hehe, gue caw dulu yaa.. mau ada les. Bye pasangan baru..... muah muah!”
“Hei. Udah lama nunggu ya ? sorry yaa, hehehe”
“Gapapa ko Ti” jawab Rere.
“Langsung intinya yaa, hmmm aku tau ko.. kalian masih sama-sama suka. Tapi kalian sembunyiin semua. Aku tau kalian tuh masih sayang satu sama lain. Emang berat ngomong kaya gini, kalau kalian mau mengelak juga percuma, aku punya bukti, hm ga usah aku kasih tau buktinya yaa.. oiya selain mau ngasih tau tadi, aku juga mau bilang ke Alvi, hmm.. Vi aku mundur, aku ga bisa ngelanjutin hubungan kita, aku ga mau kita jalanin semua lebih lanjut tapi ga dengan sepenuh hati, aku sayang kamu, dan aku yakin kamu tau itu, tapi rasa sayang kamu ke Rere lebih besar.. dan”
“Kamu ngomong apaan si Titha??” Potong Alvi.
“Udah Vi, aku rela, aku seneng kalian seneng. Lagian aku juga gapapa ko, aku bakalan lebih seneng lagi kalau kalian berdua bisa bersama seperti dulu.” Aku menarik tangan Alvi dan Rere, lalu menyatukannya “kalian itu cocok kalau bersama. Seneng deh liat kalian bahagia” Alvi menepis tangannya. “Ga lucu Ti! Rere masih punya Afif, dan gue masih belum ngizinin lo buat niggalin gue!” nada Alvi semakin tinggi. “Alviano Aditya.. Rere udah lama putus.. Rere ngarepin kamu, dan kamu pun begitu kan ? udah jangan fikirin aku Vi.. intinya sekarang kalian berdua jadian! Gue ga mau tau! Hehe, gue caw dulu yaa.. mau ada les. Bye pasangan baru..... muah muah!”
Memang berat
untuk melepaskan semua, tapi jujur aku senang dan lega melihat mereka berdua
sekarang ini. Memang benar merelakan orang yang kalian sayang, bahagia dengan
orang yang dia sayang itu memang melegakan. Alvi dan Rere, aku harap kalian
bahagia bersama.. :---)