Tio
meninggalkanku sendiri dikelas dengan setumpuk tugas fisika. Entah kenapa
tiba-tiba dia bersikap sedingin ini, yang aku tahu dia mulai bersikap seperti
ini sejak istirahat pertama, saat aku dan Adam pergi ke kantin bersama.
Akhir-akhir
ini Tio berubah total. Ia tidak pernah mengajakku ngobrol, atau bahkan hanya
untuk bertatap muka denganku pun tidak. Sejujurnya aku memang memendam rasa
kepada Tio, tapi aku yakin dia tidak memiliki rasa sedikitpun kepadaku, dulu Adam
pernah bilang kepadaku kalau Tio sedang naksir sama salah satu anak dikelasku.
Hmm, aku rasa cewek yang dimaksud itu adalah Sarah, mereka berdua sering ke Cozy
café. Tio memang bukanlah seorang pria yang sempurna, yang eksis,
Tio juga bukan anak yang tergolong kaya, berbeda dengan Adam yang serba
berkecukupan. Tapi, aku suka Tio, suka karna apa adanya, bukan karena ada
apanya.
***
Hari ini
adalah puncaknya, hari ini Tiotidak lagi bersikap dingin, hari ini ia menjadi
orang yang sangat pemarah.
“Nis, bisa
ga sih kamu ga usah deketin Adam gitu ?!”
“Deketin gimana sih Ti?”
“Kemarin, kamu ke kantin bareng dia, pulang bareng dia. Masih ada Sarah kan ? kenapa harus Adam?”
“Emang kenapa sih? Dia sahabat aku, lagian hak aku dong mau ke kantin bareng siapa! Apa hak kamu ngelarang aku! Kalo kamu ga suka sorry!” Aku pun berlari pergi meninggalkan Tio. Semua anak yang ada di kantin melihat kearah kami. Tio hanya bisa terdiam, dan kembali ke kelasnya yang kebetulan dekat dengan kantin. Bodohnya aku untuk apa aku minta maaf itu kan buka salahku!
“Deketin gimana sih Ti?”
“Kemarin, kamu ke kantin bareng dia, pulang bareng dia. Masih ada Sarah kan ? kenapa harus Adam?”
“Emang kenapa sih? Dia sahabat aku, lagian hak aku dong mau ke kantin bareng siapa! Apa hak kamu ngelarang aku! Kalo kamu ga suka sorry!” Aku pun berlari pergi meninggalkan Tio. Semua anak yang ada di kantin melihat kearah kami. Tio hanya bisa terdiam, dan kembali ke kelasnya yang kebetulan dekat dengan kantin. Bodohnya aku untuk apa aku minta maaf itu kan buka salahku!
***
Sesampainya
dikelas, aku hanya bisa menangis di pundak Sarah, aku terus menangis, semua
anak menanyakan pada Sarah apa yang terjadi kepadaku, tetapi Sarah hanya
menjawab dengan senyuman, Sarah memang selalu mengerti perasaanku. Untungnya hari
ini semua guru sedang rapat, jadi aku tidak perlu menahan tangisku sampai
pulang sekolah.
Sejujurnya
aku tidak ingin membentak Tio di kantin tadi, sungguh sungguh tidak mau, tapi
batas kesabaranku sudah habis, aku juga tidak ingin meninggalkan Tio, tapi aku
sudah hampir menangis, dan aku tidak mau menangis di kantin, terutama di depan Tio-ku.
Aku yakin sekarang Tio pasti tidak ingin bertemu denganku. Tio kenapa kamu
harus sesensi ini ?
***
Hari ini
adalah hari ulang tahunku. Aku sudah mengundang seluruh anak SMA Manquer untuk
datang kepesta ulang tahun ku. Rencananya aku akan menyanyikan lagu ‘Just The
Way You Are’ untuk Tio. Tapi rencana itu gagal, ketika aku berada didepan pintu
masuk untuk menyambut tamuku, aku melihat Tio datang bersama Sarah, tentu saja
aku speechless, ketika melihatnya aku
langsung pergi ke halaman belakang, Sarah ingin mengejar tetapi ia ditahan oleh
Tio. Adam yang tidak sengaja melihat kejadian tadi langsung berlari mengejarku.
Aku terus
berlari, sampai-sampai hak sepatuku patah, akupun terjatuh, tapi aku tidak
peduli, aku duduk tepat disebelah air mancur, aku terus menangis. Tiba-tiba
terdengar suara yang kukenal, suara yang lembut, suara itu milik Adam. Adam
lalu menenangkanku, ia memakaikan jas-nya kepadaku.
“Udahlah
Nis, lo ga usah nangis gini, masih banyak cowo lain Niss”
“Ngga Dam. Ga ada yang bisa gantiin Tio. Lo ga ngerti!”
“Gue ngerti Nis, gue ngerti. Lo terlalu berharap ke Tio, ujung-ujungnya jatuh kan ?”
“Gue ga jatuh Dam, dia bukan cowo PHP ko!”
“Terus lo terima gitu dihari ulang tahun lo, lo malah kaya gini”
“Dia seneng Dam.. Gue.. ikut seneng ko” akupun tersenyum.
“Ga gini Nis. Ga usah sakitin diri kamu sendiri! Gue ga suka lo gini!”
“hmm, gue bodoh ya Dam!”
“No you’re not!”
“Dam.. napa sih lo mau nemenin gue disini?”
“hmm, Annisa Novalia Bening.. asal lo tau, gue.. hmm gue suka sama lo!”
“Ih Adam! Ga usah bercanda laah, lagi ga mood!”
“Gue serius Nisaa!”
“Hah ? hm.. Dam, lo tau kan gue suka sama siapa? Sorry Dam, but i can’t”
“It’s oke. Yang penting gue udah lega, Nis”
“Hmm, masuk yuk! Potong kuee, hehe” aku mengalihkan pembicaraan ini.
“hapus dulu tuh air mata ntar jelek loh hehe”
“oiya, kayanya gue bakal tetep nyanyi deh hehe”
“nah gitu dong! Itu baru Nisa yang gue kenal!”
“hehehe”
“Ngga Dam. Ga ada yang bisa gantiin Tio. Lo ga ngerti!”
“Gue ngerti Nis, gue ngerti. Lo terlalu berharap ke Tio, ujung-ujungnya jatuh kan ?”
“Gue ga jatuh Dam, dia bukan cowo PHP ko!”
“Terus lo terima gitu dihari ulang tahun lo, lo malah kaya gini”
“Dia seneng Dam.. Gue.. ikut seneng ko” akupun tersenyum.
“Ga gini Nis. Ga usah sakitin diri kamu sendiri! Gue ga suka lo gini!”
“hmm, gue bodoh ya Dam!”
“No you’re not!”
“Dam.. napa sih lo mau nemenin gue disini?”
“hmm, Annisa Novalia Bening.. asal lo tau, gue.. hmm gue suka sama lo!”
“Ih Adam! Ga usah bercanda laah, lagi ga mood!”
“Gue serius Nisaa!”
“Hah ? hm.. Dam, lo tau kan gue suka sama siapa? Sorry Dam, but i can’t”
“It’s oke. Yang penting gue udah lega, Nis”
“Hmm, masuk yuk! Potong kuee, hehe” aku mengalihkan pembicaraan ini.
“hapus dulu tuh air mata ntar jelek loh hehe”
“oiya, kayanya gue bakal tetep nyanyi deh hehe”
“nah gitu dong! Itu baru Nisa yang gue kenal!”
“hehehe”
***
Aku naik ke
panggung dengan gitar klasikku. Aku duduk, lalu menatap Tio dalam-dalam, dengan
tatapan mautku.. Tio, harapan yang kau beri mungkin palsu, tapi tidak denganku.
“Hai semua,
makasih sudah datang ke pestaku.. Malam ini aku akan menyanyikan satu buah
lagu.. semoga kalian menyukainya”
Oh his eyes, his eyes
Make the stars look like they're not shining
His hair, his hair
Falls perfectly without him trying
He's so wonderful
And I tell him everyday
Yeah I know, I know
When I compliment him
He wont believe me
And its so, its so
Sad to think he don't see what I see
But every time I ask him do I look okay
I say
When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause boy you're amazing
Just the way you are
Make the stars look like they're not shining
His hair, his hair
Falls perfectly without him trying
He's so wonderful
And I tell him everyday
Yeah I know, I know
When I compliment him
He wont believe me
And its so, its so
Sad to think he don't see what I see
But every time I ask him do I look okay
I say
When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause boy you're amazing
Just the way you are
Semua
melihat kearahku. Aku berdiri, semua orang bertepuk tangan kecuali Tio, aku
hanya tersenyum melihat itu.
***
Seminggu
sudah setelah hari ulang tahunku itu, aku dan Sarah menjadi agak jauh, entah
apakah itu aku atau Sarah yang menjauh. Ingin sekali aku meminta maaf.
“Hmm. Sar ?”
“Iya Nis?”
“Gue.. Gue minta maaf yaa.. ga seharusnya gue langsung nangis ga jelas kaya kemarin gitu”
“Gue yang harusnya minta maaf Nis, ga seharusnya juga gue pergi sama Tio..”
“Gapapa ko Sar, kalian kelihatan cocok..”
“Ga Nis, dia itu cuman suka sama kamu, lagian aku juga ga suka sama dia”
“Suka sama aku kamu bilang ? No way Sar.. No”
“Serius Nis.. dia cuman mau bikin kamu cemburu aja”
“Di hari ulang tahunku ? oh god! Yang benar saja”
“Dia ga suka kamu dekat sama Adam, karena dia tahu Adam suka sama lo, dia gamau lo suka sama Adam”
“Kenapa ga mau bertindak ? oh Tio.. gue juga suka sama lo koo”
“Hmm gatau deh Nis, tanya aja deh Nis, dari pada mati penasaran lo, haha”
“Entah lah.. gue pikir-pikir dulu aja deh Sar. Oiya pulang ke café biasa yuk!”
“oke, nanti lo ke perpus aja yaa.. gue ada disana ko”
“sipoo!!”
“Iya Nis?”
“Gue.. Gue minta maaf yaa.. ga seharusnya gue langsung nangis ga jelas kaya kemarin gitu”
“Gue yang harusnya minta maaf Nis, ga seharusnya juga gue pergi sama Tio..”
“Gapapa ko Sar, kalian kelihatan cocok..”
“Ga Nis, dia itu cuman suka sama kamu, lagian aku juga ga suka sama dia”
“Suka sama aku kamu bilang ? No way Sar.. No”
“Serius Nis.. dia cuman mau bikin kamu cemburu aja”
“Di hari ulang tahunku ? oh god! Yang benar saja”
“Dia ga suka kamu dekat sama Adam, karena dia tahu Adam suka sama lo, dia gamau lo suka sama Adam”
“Kenapa ga mau bertindak ? oh Tio.. gue juga suka sama lo koo”
“Hmm gatau deh Nis, tanya aja deh Nis, dari pada mati penasaran lo, haha”
“Entah lah.. gue pikir-pikir dulu aja deh Sar. Oiya pulang ke café biasa yuk!”
“oke, nanti lo ke perpus aja yaa.. gue ada disana ko”
“sipoo!!”
***
Bel sekolah
berbunyi tanda waktu pulang, aku lalu bergegas ke perpustakaan untuk menemui Sarah.
Di koridor kelas 7 aku melihat Tio sedang asyik ngobrol dengan Sarah. Aku lalu
menghampirinya “Tega kamu Sar, udahlah ga usah banyak alesan lagi, aku ga butuh
omong kosong kamu! Ga usah deketin gue lagi deh!” aku pergi, untuk yang kedua
kalinya aku menangis karna hal yang sama, Tio-Sarah. Gue pikir Sarah teman yang
baik, tapi.. NO! emang bangke semua yaa, ga ada yang ngertiin gue.
***
Aku duduk di
depan kantin kejujuran sekolahku, terdengar suara langkah kaki yang semakin
lama semakin dekat dan keras. “Nis!” aku mengenali suara itu.. tunggu suara
itu.. Tio!
“Ngapain
nyamperin ? Sarah kasian tuh ditinggal sendiri kan?” aku kemudian berdiri, tapi
Tio memegang tanganku, seketika itu tanganku menjadi dingin, aku langsung
terdiam, layaknya patung.
“Nis,
dengerin dulu.. Maaf aku ngediemin kamu, maaf aku jadi dingin, maaf Nis maaf..”
“iya Ti, tapi sorry, aku ga butuh permintaan maaf kamu, kamu ga salah, itu hak kamu kok”
“Ngga Nis, aku salah, maaf. Aku.. aku cuman ga suka kamu sama Adam”
“tapi kenapa ? dia itu sahabat aku, dia juga sahabat kamu kan ?”
“iya aku tau, tapi dia itu suka sama kamu!”
“iya aku udah tau, lantas ?”
“Iya aku ga suka pokoknya !”
“Ya kenapa ? pasti ada alasan yang jelas bukan ?”
“Aku.. aku suka sama kamu Nis! Aku ga mau kamu sama Adam, aku cemburu, tadi itu diatas aku cuman lagi nanya ke Sarah tentang perasaan kamu Nis, maaf aku ga ngasih tau sebelumnya ke kamu, aku emang pengecut, ga punya keberanian buat mengungkapkan ini semua Nis, maaf”
“ga usah minta maaf terus Ti, gapapa ko” Aku pun tersenyum.
“Aku emang ga setajir Adam, ga setinggi Adam, ga sekece Adam,, tapi, will you be mine ?”
“Oh Tioo, be your self! Just the way you are! Yess of course, i’m yours!” Tio lalu memelukku, dari belakang kulihat Sarah tersenyum kearah kami.
maaf karena telah berburuk sangka Sar ...
“iya Ti, tapi sorry, aku ga butuh permintaan maaf kamu, kamu ga salah, itu hak kamu kok”
“Ngga Nis, aku salah, maaf. Aku.. aku cuman ga suka kamu sama Adam”
“tapi kenapa ? dia itu sahabat aku, dia juga sahabat kamu kan ?”
“iya aku tau, tapi dia itu suka sama kamu!”
“iya aku udah tau, lantas ?”
“Iya aku ga suka pokoknya !”
“Ya kenapa ? pasti ada alasan yang jelas bukan ?”
“Aku.. aku suka sama kamu Nis! Aku ga mau kamu sama Adam, aku cemburu, tadi itu diatas aku cuman lagi nanya ke Sarah tentang perasaan kamu Nis, maaf aku ga ngasih tau sebelumnya ke kamu, aku emang pengecut, ga punya keberanian buat mengungkapkan ini semua Nis, maaf”
“ga usah minta maaf terus Ti, gapapa ko” Aku pun tersenyum.
“Aku emang ga setajir Adam, ga setinggi Adam, ga sekece Adam,, tapi, will you be mine ?”
“Oh Tioo, be your self! Just the way you are! Yess of course, i’m yours!” Tio lalu memelukku, dari belakang kulihat Sarah tersenyum kearah kami.
maaf karena telah berburuk sangka Sar ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar